Kamis, 20 Maret 2014

Memulai Bisnis tanpa Uang, Mungkinkah?

Kebanyakan orang yang akan memulai usaha, membebani fikirannya dengan fokus pada hal-hal yang tidak mereka miliki, padahal jika mereka mau berfikir positif dan mulai menggali potensi yang ada dalam dirinya maupun lingkungannya, memulai bisnis tanpa uang pasti tak lagi menjadi hal yang mustahil.

Walaupun keinginan segera memulai usaha sudah menggebu-gebu, namun seseorang selalu terbentur dalam masalah klasik yang selalu menghantuinya yaitu masalah modal. Ya! modal yang berupa uang. Bagi sebagian orang selalu berfikir bahwa uang adalah syarat nomor satu yang harus ada untuk bisa memulai usaha. Kenyataannya, modal berupa uang bisa menjadi nomor kesekian apabila kita ingin memulai sebuah usaha.

Memang tidak bisa dipungkiri, apabila kita sudah mempunyai uang sebelum melangkah membuka usaha, itu tentu lebih baik. Namun, apakah kita yang tidak memiliki uang untuk memulai usaha, lantas mendapat vonis tidak bisa menjadi pengusaha? Salah. Lihatlah sekeliling kita, bisa saudara atau teman, yang telah memulai usaha dan berhasil dalam usahanya. Bisa dipastikan bahwa ada banyak diantara mereka yang sekarang sudah memiliki usaha yang insyaAllah berjalan baik, dengan awalannya tanpa uang sepeserpun!
 
Tengoklah teladan tercinta kita, Rasulullah Saw. Beliau tercatat dalam sejarah sebagai seorang enterpreneur  yang sangat handal. Beliau adalah seorang pengusaha sejati. Sepak terjangnya dalam berbisnis (terutama sebelum masa kerasulan), begitu menginspirasi. Bagi Anda yang sekarang ini sudah menjadi seorang pengusaha, berbahagialah karena Anda sudah menjalankan sunnah Rasulullah Saw, yaitu dengan menjadi seorang pedagang atau pengusaha.
 
Dalam mengawali bisnisnya, apakah Rasulullah Saw sudah memiliki uang? Sama sekali tidak. Bagaimana Rasulullah Saw dikatakan punya uang untuk modal bisnis kalau sejak usia 6 tahun sudah menjadi yatim piatu, dan tanpa menerima uang warisan? Lantas, bagaimana kemudian Rasulullah Saw bisa memulai usaha dan menjadi pengusaha sukses?
Yang dilakukan pertama kali oleh Rasulullah Saw malakukan magang (internship). Beliau bekerja magang kepada pamannya Abu Thalib. Hal ini beliau lakukan sejak usia 12 – 17 tahun. Dalam masa kita, ini bisa disamakan dengan kita menjadi seorang karyawan. Dalam rentang masa itu, Rasulullah Saw menyerap semua ilmu perdagangan dari pamannya, dan juga dari partner bisnisnya. 
Beliau perkaya dirinya dengan ilmu berdagang yang membawa keberhasilan. Beliau pelajari seluk beluk pasar, seperti apa yang membuat pasar selalu bergerak roda ekonominya, apa yang membuat sebuah pasar ada kejujuran dan kecurangan serta bagaimana mengatasinya. Apa yang bisa membuat pelanggan senang berbisnis dengan kita, serta bagaimana selalu menjaga hubungan baik dengan mitra. Gelar Al-Amin yang disematkan orang Arab kepada Rasulullah Saw, salah satunya diperoleh dari pengalamannya berdagang. Seorang pengusaha sukses mustahil bisa sesukses Rasulullah Saw dalam menjalankan bisnis, apabila beliau tidak mengetahui betul seluk beluk pasar, dengan tidak terjun langsung didalamnya.

 Dalam rentang waktu 5 tahun itu, di usia 17 tahun Rasulullah Saw sudah ‘naik kelas’ menjadi seorang pemilik bisnis, walaupun berupa cikal bakal. Bayangkan, di usia 17 tahun sudah menjadi business owner? Luar biasa! Dan tahukan Anda apa langkah berikutnya dari Rasulullah Saw? Beliau menjadi Investment Manager. Ya, dalam perkembangannya, banyak para pemilik modal Makkah yang kemudian percaya kepada kemampuan Rasulullah Saw untuk memutar uang mereka menjadi lebih besar, dengan menitipkannya kepada Rasulullah Saw. Anda sudah bisa menebak apa jadinya uang yang diputar itu, apabila diamanahkan kepada satu-satunya orang yang bergelar Al-Amin!
 
Salah satu dari sekian banyak para pemilik modal yang ‘kepincut’ dengan track record Rasulullah Saw adalah Siti Khadijah. Anda sudah tahu pasti siapa beliau, bukan? Ya, beliau juga seorang wanita pengusaha sukses. Orang sesukses beliau tidak mungkin sembarangan menitipkan modalnya begitu saja kepada Rasulullah Saw. Pasti sudah diperhitungkan dalam sekali. Dalam perkembangannya, waktu jugalah yang membuktikan, ketertarikan Khadijah kepada Rasulullah Saw tidak hanya untuk urusan bisnis, namun juga risalah Islam yang dibawa Rasulullah Saw, yang pada akhirnya menjadi istri pertama Rasulullah Saw.
Anda bisa membayangkan, sebelum menikah dengan Khadijah saja, Rasulullah Saw sudah begitu sukses bisnisya, apa jadinya setelah beliau menjadi suami dari seorang wanita yang juga pengusaha sukses?

Nah, dari sini kita sudah bisa mengambil kesimpulan, uang bukanlah alasan utama untuk memulai usaha. Kalau modal berupa uang menjadi kendala kita, jadikan kepercayaan orang lain kepada kita, sebagai modal utama. Kita jaga dengan baik setiap amanah orang kepada kita. Kalau amanah itu bisa kita jaga tanpa cacat, seratus persen orang ini akan terus mengandalkan kita, dalam bentuk salah satunya menjadikan kita pengelola keuangannya. Dari hasil mengelola uang itu, tentunya kita akan mendapatkan bagi hasil (mudharabah). Sedikit demi sedikit, disertai dengan keuletan kita dan niat baik kita untuk menjadi seorang pengusaha, insyaAllah jalan menuju kesana akan terbuka sangat lebar. Amin
 
Ini dia tips menambah “modal” selama bekerja di luar negeri agar sukses merintis usaha di tanah air:
1. Menambah berbagai jenis pengetahuan dan keterampilan seperti penguasaan terhadap bahasa asing dan teknologi.
2. Membangun relasi (networking) dan pertemanan yang berkualitas, sehingga saat pulang ke tanah air nanti kita bisa bekerja sama dengan banyak orang yang dapat dipercaya.
3. Membekali diri dengan aktif mengikuti seminar dan pelatihan. Terutama pelatihan mengelola keuangan.
4. Merencanakan bisnis yang akan dibangun nanti sejak awal sehingga saat “modal” telah cukup maka kita siap pulang ke tanah air dan merintis usaha.
5. Membangun mental wirausaha dengan banyak belajar dan mencontoh teman-teman BMI yang sudah berhasil.

 
Bersabarlah dalam manapaki bisnis. Raih kemuliaan tidak hanya pada hasilnya (menjadi sukses), namun juga didalam prosesnya. Bahwa Allah menyukai hamba-hambaNya yang berikhtiar. Makanya jadikan bisnis adalah salah satu ikhtiar kita menjemput rezekiNya, dan lengkapi dengan doa dan ikhlas. Biarlah Allah SWT yang "mengerjakan tugasNya".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar